Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

5.2.13

Tagged Under:

PARTAI ISLAM : PERKEMBANGANNYA DAN PERKEMBANGAN PEMILIHNYA

By: DB News On: Selasa, Februari 05, 2013
  • Share The Gag


  • Tinnajer - Indonesia merupakan negara yang demokratis, kalau bicara demokratis maka tentunya berbicara mengenai kepemimpinan rakyat, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

    salah satu wujud dari demokratisasi yang baik adalah adanya kontribusi masyarakat dalam ikut berpartisipasi melakukan pemilihan umum (PEMILU) baik itu sebagai pemilih ataupun yang dipilih, baik sebagai perorangan atau badan yang nantinya dipilih (PARTAI).

    partai sendiri pun terus mengalami perkembangan, salah satu yang mungkin menjadi perhatian kita Sekarang adalah partai dengan landasan ideologi ISLAM, tentunya termasuk dalam hal ini PKS, PPP serta PKB dan salah satu yang menjadi Trending Topic saat ini adalah PKS yang tercoreng namanya sebab ulah Presiden Partainya-Lutfi Hasan Ishaaq dalam masalah kasus impor daging sapi.

    berdasarkan masalah yang mendera PKS tersebut, Tinnajer coba berikan penjelasan dan perkembangan singkat Partai Islam sendiri menyusul Pemilu 2014 mendatang serta elektabilitas Partai berasaskan Islam.

    Partai Islam sendiri tidak bisa dipungkiri memiliki peranan dalam Pemilu, diyakini atau tidak pamor ''PARTAI ISLAM''masih akan terus mengalami perkembangan kedepannya jika disusul dengan gerakan dan perubahan yang signifikan dari partai berbasis Islam tersebut untuk mengangkat posisi ISLAM bukan hanya sebagai ''nama'' namun, sebagai suatu basis dan ideologi yang tercermin di dalam langkah, gerak dan kinerja.

    apakah selama ini pergerakan partai islam tidak sesuai dengan islam ? bisa dianggap seperti itu, sebab beberapa lembaga survey menilai bahwa pamor partai islam tidak seterkenal ISLAM yang digembar-gemborkannya.

    Partai islam sendiri mengalami pertumbuhan pada awal-awal reformasi, partai ini berkembang sebab didominasi oleh pemilih beragama islam namun, dominasi dukungan tersebut lebih kepada aspirasi masyarakat untuk ikut di dalam dunia perpolitikan, hal ini terjadi karena keinginan kaum muslimin untuk berorganisasi hanya bisa sampai pada organisasi sosial seperti NU dan MUHAMMADIYAH.

    setelah pendirian Parpol terbuka lebar, maka segera setelah itu beramai-ramailah masyarakat muslim ikut berpartisipasi dalam partai politik, masyarakat muslim ini mendirikan partai yang tidak lain adalah turunan 2 organisasi sosial besar islam yakni NU dan Muhammadiyah, begitupula Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang pada dasarnya memiliki basis massa yang tersebar.

    tahun-tahun pun berlalu, partai ber-label ISLAM menjadi partai dengan posisi yang hampir dikatakan bisa ''terjual'' dengan baik, ini bukan tidak mungkin sebab pada kala itu Partai Islam cenderung memiliki massa yang lebih besar disebabkan organisasi islam seperti NU dan Muhammadiyah berada di belakangnya, oleh sebab itulah partai seperti PAN dan PKB memiliki pengaruh yang tinggi pada kala itu, walaupun bisa dikatakan bahwa perolehan suara partai islam tidak 100 % berdasarkan kadernya namun, juga faktor sebagai turunan dari Ormasnya.

    sampai pada saat pemilu 2009, PKS memperoleh perolehan suara terbanyak ketimbang partai islam yang besar karena ormas dibelakangnya, mengapa hal ini bisa terjadi ? nampaknya pemilih indonesia sudah mengalami perubahan dalam hal memilih partai, masyarakat indonesia cenderung pragmatis dalam melihat ideologi partai, mereka lebih memilih asas manfaat dari suatu partai dan nampaknya PKS bisa melakukan itu.

    partai ber-label islam tidak lagi dilihat dari ideologi Islamnya tapi, dilihat dari pengaruh dan manfaat yang akan diberikannya, masyarakat tidak lagi fokus pada visi dan misi suatu partai namun, fokus melihat perubahan yang bisa ditawarkan suatu partai.

    hal serupa terjadi dengan partai lain, beberapa partai lain juga ikut terpilih bukan hanya karena ideologinya namun, kader dan tokoh (orang) di dalamnya, Misalnya pemilih PDIP pasti adalah orang yang fanatic dan memiliki respon terhadap Megawati, pemilih partai Demokrat tentunya pengikut SBY, GERINDRA memiliki figur pemimpin yang kuat bernama Prabowo. Hal besar ini juga diikuti Pemilukada DKI JAKARTA yang lalu, kalau kita melihat bahwa beberapa partai besar mengunggulkan Fauzi Bowo namun, masyarakat sendiri belum tentu sepakat dengan hal tersebut, kenyataannya Jokowi-Ahok yang hanya di bentengi oleh beberapa partai justru menjadi pemenang, pada dasarnya masyarakat tidak melihat partai di belakangnya tapi, melihat sosok dan figur mereka berdua dan terakhir, pemilih jakarta juga memilih Jokowi-Ahok bukan karena latar belakang agamanya.

    agama lahir di dunia ini tentunya dengan membawa manfaat berupa pengajaran dan pemahaman akan kebenaran dan hal tersebut di nampakkan oleh tindakan, kinerja dan sifat yang tercermin oleh setiap pribadi yang memiliki agama, bukan agamanya.

    partai islam belum tentu memiliki orang-orang islam dengan agama yang kuat tapi, tentunya orang-orang dengan sifat bekerja keras, anti korupsi dan mau untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat (seperti Jokowi-Ahok) pastinya adalah orang yang beragama.

    partai dan agama jika hanya menjadi label tentunya tidak akan bisa menjadi yang terbaik tapi, diharapkan juga ada positioning dan kinerja yang menampakkan ciri khas islam, itu dimulai dengan menciptakan kader yang betul-betul paham akan agamanya bukan hanya diperintahkan menggembar-gemborkan ideologinya tanpa ada manfaat yang jelas, sehingga yang terjadi adalah kemampuan untuk membangun negara ini menjadi lebih baik.

    jika kader suatu partai saja bobrok maka bayangkanya jika kader-kader ini memimpin indonesia kedepannya ?

     

    0 komentar:

    Posting Komentar