Tinnajer - Menopause, salah satu masa yang mungkin bagi sebagian besar wanita menjadi masa paling sulit dalam hubungan seksual, sebab dengan adanya menopause maka sudah dipastikan hubungan seksual pasangan suami istri tidak akan harmonis lagi seperti masa muda dulu, faktor utamanya adalah kondisi Vagina yang tak lagi keset menyebabkan wanita tua seringkali merasakan rasa nyeri ketika bercinta.
Namun, untung saja para ilmuwan menciptakan obat untuk membantu para wanita yang sudah dalam keadaan menopause, agar rasa nyeri ketika mereka berhubungan seksual bisa berkurang, Obat tersebut bernama Ospemifene.
Obat ini berfungsi sama dengan hormon estrogen yang diklaim mampu mengurangi nyeri ketika berhubungan seksual yang disebabkan oleh atrofi vagina, atrofi vagina ini terjadi karena menurunnya estrogen dan juga aktivitas seksual
untuk menguji keefektifan obat ini, beberapa tim peneliti dari perusahaan produsen Ospemifene yaitu Quatrx melibatkan sekitar 600 wanita berusia 40-80 tahun yang didiagnosis dengan atrofi dan dilaporkan mengalami nyeri sedang dan parah saat berhubungan seksual
kemudian partisipan ini diminta untuk mengomsumsi tablet ospemifene 6o miligram setiap harinya (selama 12 minggu) sedangkan, separuhnya diminta mengomsumsi plasebo, ternyata setelah penelitian berakhir ditemukan bahwa partisipan yang menggunakan tablet ospemifene memiliki pH Vagina yang rendah (penderita atrofi memiliki pH Tinggi) dan nyeri yang mereka rasakan ketika berhubungan seksual juga berkurang secara signifikan
"Bahkan efektivitasnya hampir sama dengan estrogen oral yang dosisnya rendah," ujar ketua tim peneliti Dr. David Portman seperti dikutip dari health24, Selasa (19/2/2013)
lanjut David mereka yang postmenopause mengalami atrofi vagina dengan gejala vagina kering dan nyeri saat berhubungan seksual, penggunaan lubrikan (sejenis pelumas yang digunakan untuk mempelancar hubungan seksual) juga tidak mampu mengurangi dan mengatasi pengaruh atrofi vagina
penggunaan Ospemifene ini juga akan diedarkan di AS mulai tahun 2013 jika disetujui oleh FDA