Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

16.1.13

Tagged Under: ,

DAMING SUNUSI : Pemerkosa dan yang di perkosa sama-sama menikmati

By: Tinnajer Team On: Rabu, Januari 16, 2013
  • Share The Gag

  • Tinnajer - sekitar 3 hari ini indonesia kembali digemparkan dengan sebuah lelucon dan humor yang cukup menyita perhatian, jika berbicara mengenai hiburan utamanya lelucon atau humor maka tentunya yang terbersit di dalam benak kita adalah lucu, tertawa atau hal-hal yang mungkin menggelitik perut kita namun, apa jadinya jika lelucon yang ini justru sama sekali tidak lucu ? atau garing yang menghancurkan karir ?

    nampaknya hal tersebut terjadi pada calon hakim agung Daming Sunusi, entah sengaja melucu atau tidak, komentar yang dia ucapkan pada fit & proper test senin lalu justru menjadi bumerang yang kini mempopulerkan namanya sebagai pelucu yang tidak pada tempatnya.

    pada waktu itu anggota Komisi III dari Fraksi PAN Andi Azhar mengajukan pertanyaan kepada Daming seputar masalah kejahatan pemerkosaan, hal itupun ditanggapi oleh Daming dengan sebuah tanggapan yang rada ''aneh''

    ''si pemerkosa sama yang diperkosa sama-sama menikmati ..........'' ucapnya

    entah mengapa Daming justru menjawab pertanyaan Andi Azhar dengan jawaban yang dirasa cukup ''memalukan sekaligus melukai'' hati masyarakat indonesia, dan hal tersebut diucapkan oleh calon hakim agung, pasalnya jawaban tersebut tidak memberikan kesan ''solusi'' pada pertanyaan yang diajukan oleh Andi Azhar, bercermin pada hal itu nampaknya Daming Sunusi tidak menyadari bahwa kejahatan pemerkosaan adalah kejahatan yang tidak bisa dilihat dengan sebelah mata, apalagi dengan humor yang tidak pada tempatnya.

    kejahatan pemerkosaan berhubungan erat dengan psikologis korban yang diperkosa, daming sunusi memang bisa tertawa atau melucu dengan kasus pemerkosaan tapi, apakah dia tahu dampak pemerkosaan yang sebenarnya ?

    pada dasarnya ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi psikologis seseorang yang diperkosa antara lain :

    1. Menyalahkan diri sendiri

    2. Merasa 'rusak'

    Rasa ini berkaitan dengan masa depan korban, khususnya wanita yang lebih memikirkan pasangan hidup. Ketakutan tidak ada pria yang menginginkannya lagi karena statusnya sebagai korban pemerkosaan.

    3. Menarik diri dari lingkungan

    Perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari, seperti menarik diri dari lingkungan, pendiam, dapat menjadi tanda yang terlihat secara kasat mata.

    Tak hanya itu, mereka juga takut dihakimi oleh orang-orang di sekitarnya yang akhirnya menimbulkan trauma.

    Perlu Dilakukan

    Guna mencegah terjadinya dampak yang tak diinginkan tersebut, sebaiknya orangtua atau orang terdekat korban melakukan hal berikut ini:

    - Ketika korban mengalami perubahan perilaku, coba tanyakan perlahan dengan menggali informasi dari dalam dirinya. Jika tak berhasil, mintalah pertolongan pada orang terdekat yang dipercaya oleh anak.

    - Saat dalam kondisi ini, korban pada dasarnya membutuhkan dukungan atau dorongan. Jangan menyalahkan atau berbicara dengan nada tinggi, karena dapat menimbulkan efek buruk pada korban.


    0 komentar:

    Posting Komentar