Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

24.2.13

Tagged Under:

RIVALITAS : JOKOWI VS JUSUF KALLA

By: DB News On: Minggu, Februari 24, 2013
  • Share The Gag

  • Jokowi, Gubernur DKI Jakarta dan Calon Presiden tepat untuk indonesia
    Tinnajer - Indonesia siap menggebrak tahun 2014 dengan pesta besar yakni Pemilihan Umum,  Pemilihan yang tentunya akan sangat berpengaruh pada negara ini 5 tahun kedepan, walau belum terasa jelas namun, perseteruan dan perang untuk menduduki kepemimpinan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan nampaknya sudah cukup sengit terjadi, berbagai kalangan  mulai siap mempertontongkan kelebihan masing-masing untuk menuju kursi kepemimpinan indonesia

    tentunya yang saya maksud disini adalah Pemilihan Capres dan Cawapres 2014 mendatang, ada berbagai banyak kalangan yang merasa sanggup untuk memimpin indonesia ini 5 tahun kedepan, dari kalangan artis yang saat ini Trending Topic adalah Rhoma Irama disusul Farhat Abbas yang juga ingin menunjukkan kebolehannya (walaupun dengan sensasi yang aow-aow-aow), dari partai Demokrat mungkin keluarga SBY tetap mendominasi untuk ikut serta dalam pemilihan umum (kemungkinan besar Ibas karena Anas udah end, gak mungkin Ruhut Sitompul kan ? ), dari PKS ada Tifatul Sembiring dan Anis Matta, NasDem sangat besar peluangnya mencalonkan Surya Paloh, Hanura kemungkinan besar mencalonkan Wiranto beserta Hary Tanoe, Golkar hadir dengan Aburizal Bakrie (yang elektabilitasnya sedikit kurang), Dari PDIP mungkin nama Megawati akan kembali muncul ke panggung Pemilu dan dari masyarakat sendiri ada calon independen yakni Handoyo Noto Prodjo serta yang juga tidak kalah hebohnya adalah beberapa pejabat pemerintah yang juga digadang-gadang menjadi Capres 2014 yakni Dahlan Iskan dan Mahfud Md.

    namun, dari beberapa nama diatas tersebut nampaknya ada 2 nama yang memiliki kriteria besar yang diharapkan mau memimpin negeri ini, 2 orang ini bisa dikatakan sebagai harapan dan pemimpin bangsa yang memiliki sifat ketokohan yang besar dan bukan hanya itu, mereka berdua telah menjadi pemimpin yang sukses, jika anda membaca judul artikel ini maka mungkin mereka berdua sudah anda kenal, ya betul sekali 2 orang tersebut adalah Joko Widodo (Walikota solo yang sekarang menjadi gubernur DKI) dan Jusuf Kalla (Ketua PMI dan wakil presiden indonesia yang berpengaruh)

    Tinnajer mencoba untuk menghadirkan mereka dalam seri Rival , di bagian ini Tinnajer akan mencoba menyuguhkan informasi seputar sejarah/profil, perjalanan kedua tokoh tersebut dan elektabilitas yang bisa anda jadikan pegangan atau pertimbangan untuk menentukan pilihan di tahun 2014 mendatang dan di balik itu Tinnajer juga berharap pembaca memberikan tanggapan atas artikel ini, artikel ini akan menyuguhkan point akhir pada tiap pembahasan disertai penjelasannya, point akhir kemungkinan besar menentukan kuat tidaknya subjek yang dibicarakan pada artikel ini

    A. SEJARAH

    Joko Widodo
    Ir. H. Joko Widodo merupakan Gubernur terpilih Jakarta yang ke 17 yang mulai memimpin Jakarta terhitung sejak tanggal 15 Oktober 2012, beliau adalah putra Surakarta yang lahir 21 Juni 1961 (51 tahun yang lalu)

    ia merupakan putra dari pasangan Noto Mihardjo dan Sujiatmi Notomiharjo, pada masa kecil Joko Widodo termasuk anak dari keluarga miskin, hal itu membuatnya menjadi pedagang, mengojek payung dan kuli bangunan sejak kecil, hal tersebut dilakukannya untuk membantu orang tua dan juga mencari jajan, disaat teman-temannya pergi ke sekolah dengan menggunakan sepeda ia memilih untuk berjalan kaki, hal yang sangat miris juga menimpanya yakni penggusuran yang dialaminya selama 3 kali di masa kecil, hal itulah yang mengubah cara berpikirnya sampai sekarang ketika ia memimpin Surakarta dan saat harus menertibkan pemukiman warga

    Jusuf Kalla

    Jusuf Kalla atau nama lengkapnya Muhammad Jusuf Kalla adalah putra makassar yang lahir di Baba, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ia adalah mantan wakil presiden indonesia yang menjabat pada tahun 2004-2009, dan Ketua Umum Golkar pada periode yang sama,

    Masa Kecil Jusuf Kalla dilalui di kota kelahirannya yakni Makassar, Sulawesi Selatan, ia merupakan anak ke 2 dari 17 bersaudara pasangan Haji Kalla dan Athirah, berbeda dengan Jokowi Jusuf kallah memiliki orang tua seorang pengusaha, pengusaha keturunan bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group, perusahaan yang bergerak di berbagai bidang industri

    Point
    Joko Widodo    : 95
    Jusuf Kalla    : 90

    (tentu jika ditanya mengapa Jokowi mendapatkan point lebih dari Jusuf kalla anda sudah tahu sendiri, sebab Jokowi memiliki masa kecil yang tidak seberuntung jusuf kalla, dan juga masa kecil jokowi memiliki arti yang membuatnya menjadi seorang pemimpin berkarakter, jokowi juga pantas menjadi ikon seorang anak kecil sederhana yang tumbuh menjadi luarbiasa di usia dewasa, from zero to hero)
    B. PERJALANAN DI DUNIA POLITIK

    Joko widodo
    perjalanan Jokowi di dunia politik didasari oleh aktifitas wirausaha beliau, saat itu ia mendapatkan kesempatan untuk berjalan-jalan ke Eropa, di sanalah mata dan hatinya terbuka, ia mendapatkan inspirasi untuk memasuki dunia politik dengan cita-cita menciptakan sebuah lingkungan pemerintahan dan kota yang sama dengan eropa, kepemimpinan manusiawi dan mewujudkan kota yang bersahabat dengan penghuninya

    sejak saat itulah dengan berbagai kinerja dan pencapaian, ia kemudian menjadi Walikota Surakarta, di bawah kepemimpinannya solo mengalami perubahan dan menjadi kajian dari universitas luar negeri, gebrakan yang ia lakukan pun terbilang banyak mulai dari rebranding solo yakni menyetujui slogan kota solo yaitu Solo : The Spirit Of java, selain itu ia juga merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari hampir tanpa gejolak/pertentangan, memberikan syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan komunikasi dan transparansi (disiarkan TV lokal) dengan masyarakat, selain itu ia juga tidak segan menampik investor yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya.

    ia juga mengajukan surakarta sebagai anggota organisasi kota-kota warisan dunia dan diterima tahun 2006, langkah ini juga berlanjut dengan jadinya Solo sebagai tuan rumah Konferensi Organisasi tersebut pada bulan oktober 2008.

    yang juga menjadi heboh adalah ketika terjadi perpecahan di Keraton Surakarta, pada 11 juni 2004 Paku Buwono XII wafat tanpa sempat menunjuk permaisuri maupun putera makhkota, sehingga terjadi pertentangan antara kedua puteranya, Sampeyan dalem ingkan sinuwun kanjeng susuhunan (SDISKS) paku buwono XIII daan kanjeng gusti Pangeran Haryo (KGPH) panembahan agung tedjowulan. selama 7 tahun ada 2 raja yang ditunjuk oleh kedua pihak di dalam satu keraton.

    konflik ini akhirnya mendorong ikut campur tangan Jokowi dan pemerintah RI dengan menawarkan dualisme kepemimpinan, yakni Paku Buwono XIII sebagai raja dan KGPH Panembahan agung tedjowulan sebagai wakil/mahapatih, kesepahaman tersebut juga ikut didukung oleh beberapa menteri indonesia seperti Menteri Dalam Negeri dan Kebudayaan,  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kebudayaan Umum serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif namun, dalam perkembangan kedepannya konflik masih terus berlanjut sebab beberapa anggota keluarga keraton menolak penyatuan itu

    jokowi pun kembali berperan sebagai penyatu setelah 8 bulan menemuai satu persatu pihak keraton yang saling bertentangan, puncaknya adalah ketika 2 keluarga siap untuk melakukan rekonsiliasi, yang juga menjadi hangat diperbincangkan adalah Mobil Dinas Beliau yang merupakan buatan SMK, momen inilah yang kemudian memperkenalkan Jokowi ke seluruh masyarakat indonesia dan khususnya Jakarta karena beberapa bulan sejak berbagai liputan menyoroti mobil dinas beliau yang dibuat oleh anak Smk, ia pun kemudian digadang-gadang menjadi Gubernur Jakarta

    Melalui gebrakan-gebrakan yang fantastis yang dilakukan Jokowi, Majalah Tempo pun memilihnya sebagai salah satu ''10 Tokoh 2008'', penghargaan yang sama yang diberikan kepada Basuki Tjahaja Purnama tahun 2006 yang lalu

    Jusuf Kalla
    hampir sama dengan Jokowi, Jusuf Kalla juga merupakan seorang pengusaha yang mewarisi bisnis sang ayah, Haji Kalla, dari bisnis itulah ia kemudian dikenal oleh berbagai kalangan sehingga memudahkannya menjadi seorang politikus, hal tersebut juga didukung oleh pengalaman organisasi beliau ketika duduk sebagai mahasiswa dulu, ia dikenal sebagai anggota Pelajar Islam indonesia (PII) cabang sulawesi selatan, ketua HMI cabang Makassar 1965-1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965-1966, serta Ketua Presidium KAMI tahun 1967-1969, selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Ketua KADINDA sulawesi selatan dan hingga sekarang masih dipercayakan sebagai Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) di Almamaternya Universitas Hasanuddin

    Di dunia Politik ia memulai karirnya sebagai Menteri di era pemerintahan Abdurahman Wahid namun, diberhentikan karena tuduhan KKN, ia pun kembali diangkat menjadi MENKOKESRA (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat) di masa Megawati Sukarnoputri, selang beberapa tahun ia pun mengundurkan diri sebagai menteri karena maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

    Kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono pun menjadi buah manis yang dirasakan oleh Jusuf Kalla, ia pun terpilih menjadi Wakil Presiden  ke 10 mendampingi Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih secara langsung oleh masyarakat indonesia

    prestasi Jusuf Kalla sendiri bisa di bilang melebihi Jokowi, beliau adalah salah seorang warga negara dan pemimpin indonesia yang cekatan dan memiliki visi yang kuat serta pembaharu dan transformasional, hal ini pula yang membuatnya dianugerahi gelar Dr HC (Honoris Causa) dari UI (Univesitas Indonesia), kontribusi yang paling besar adalah sebagai mediator dalam berbagai konflik, ia yang selalu ditunjuk untuk mendamaikan berbagai pihak baik dalam maupun dari luarnegeri , selama menduduki jabatan di pemerintahan, Jusuf Kalla memiliki beberapa Pemikiran yang sangat baru dan fresh bahkan berpengaruh pada masa sesudah jabatannya, ia kerap hadir dan diminta pendapatnya dalam beragam hal yang terjadi di indonesia, bisa anda baca di Antara News beberapa hal yang membuat JK mendapatkan prestasi gemilang

    POINT
    Joko Widodo    : 90
    Jusuf Kalla    : 95

    (baik pak Jokowi maupun pak Jk, keduanya memiliki semangat, prestasi dan integrasi yang besar dalam pembaruan dan perubahan di indonesia, itulah yang mungkin membuat prestasi mereka hampir dikatakan sama dan beda beberapa angka namun, dalam kenyataan prestasi Pak JK memang lebih ''banyak'' dari pak Jokowi, sebab usia dan juga pengalaman politik yang sudah lama dirasakan pak JK)


    C. ELEKTABILITAS

    berbicara mengenai elektabilitas, kedua figur memiliki elektabilitas yang cukup besar, menimbang dari beragam segi antara lain sorotan media, prestasi dan pengalaman yang mumpuni yang mereka miliki namun, jika menyoroti Jokowi, peluang untuk menjadi Capres mesti menjadi tanda tanya sebab seperti yang kita tahu Jokowi adalah anggota Partai PDIP, yang notabene adalah partai yang dikuasai oleh Megawati dan sang anak Puan Maharani, sehingga peluang Jokowi mencalonkan diri sebagai Presiden sangat minim di samping kepemimpinannya di Jakarta sebagai gubernur juga seumur jagung, tentu masyarakat jakarta akan berpikiran lain jika Jokowi terburu-buru menjadi presiden sebab masalah jakarta (yang masih banyak) mesti ia selesaikan dalam kurung waktu yang masih cukup lama sedangkan, untuk pak Jk kemungkinan besar peluang naik menjadi presiden ada, walau masih menjadi simpang siur karena saat ini beliau tidak memiliki partai, beberapa partai yang diisukan akan menggandeng beliau dalam Pemilu 2014 adalah PAN namun, tidak menutup kemungkinan Aburizal Bakrie akan menggandeng beliau juga sebab tokoh yang pas untuk mendampingi  Aburizal Bakrie di Golkar belum begitu terlihat (apalagi Jusuf Kalla adalah mantan ketua Golkar), sedangkan Hanura sudah pasti akan menggandeng Wiranto dan Hary Tanoe, Bos MNC Group, Di nasdem sendiri Jusuf Kalla pernah menyatakan bahwa dirinya belum memiliki niatan untuk bergabung ke partai sahabatnya Surya Paloh, sehingga poin yang tepat adalah

    Joko Widodo    : 90
    Jusuf Kalla    : 95

    (Jusuf Kalla memiliki poin sebagai capres lebih besar ketimbang jokowi, dilihat dari berbagai sisi, walaupun memang tidak menutup kemungkinan Jokowi juga memiliki itu namun, sayangnya Jokowi masih terjebak dalam sangkar Partai dan Tugasnya di DKI Jakarta)

    POINT AKHIR DAN KESIMPULAN AKHIR

    sebelum memasuki kesimpulan akhir, point akhir R I V A L untuk kedua figur tersebut yakni
    Joko Widodo    : 275
    Jusuf Kalla    : 280

    melihat 2 tokoh besar indonesia, Pak Jokowi dan Pak Jk bagaikan melihat sebuah harapan di tengah keadaan masyarakat indonesia yang sudah pesimis dengan keadaan para pemimpin kita yang sudah mulai bobrok dengan bayangan dan halusinasi akan kemewahan dunia, Partai dan Wakil Rakyat seakan sudah melupakan tugas dan tujuan utama mereka yakni memimpin untuk mensejahterakan negara dan rakyat bangsa ini, kita sebagai masyarakat hanya bisa terus berucap, berdemo dan juga terus menyuarakan aspirasi sehingga semoga saja akan ada pemimpin yang mau mendengar rintihan rakyat bangsa ini, agar hati mereka tersentuh dan semoga saja membawa negara ini kearah yang lebih baik.
     
    Image Source WIKIPEDIA